Sepenggal Catatan Perjalanan-1
Perkembangan Motorik Anak
Yogya, Nopember 2011
Saya berkunjung ke lembaga PAUD
ketika anak-anak baru saja datang. Wajah-wajah mereka yang cerah penuh
kegembiraan memasuki halaman sekolah, bertegur sapa dengan teman-teman dan
menyimpan barang bawaan di loker.
Beberapa saat kemudian, waktu
memasuki kelas tiba. Anak-anak berbaris dalam lingkaran, bernyanyi, kemudian membentuk
barisan kereta api dan masuk ke kelas masing-masing dengan didampingi oleh dua
orang guru.
Anak-anak kemudian diajak duduk
melingkar dan guru menanyakan kabar masing-masing anak hari itu, sambil
mencatat jumlah kehadiran anak. Ternyata, pada hari itu, semua anak di kelompok
TK B hadir. Setelah itu, guru mengajak anak-anak berdoa.
Setelah berdoa, anak-anak diajak
melakukan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar. Kegiatannya
adalah bermain lempar bola. Sebelum melakukan bersama anak-anak, dua orang guru
memberikan contoh cara melempar dan menangkap bola. Anak-anak bertepuk tangan
sambil menyemangati kedua guru mereka yang sedang bermain lempar bola.
Setelah guru selesai memberi
contoh, guru melempar bola kepada anak, yang sebelumnya dipanggil namanya agar
bersiap-siap. Pada akhirnya, semua anak mendapatkan giliran melempar dan
menerima bola. Ternyata, meskipun rata-rata usianya sama, tidak semua anak
dapat melempar dan menerima bola dengan baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa
perkembangan motorik kasar anak berbeda-beda, sehingga setiap anak memerlukan
stimulasi yang berbeda-beda.
Keterampilan motorik kasar berkaitan dengan kemampuan anak
untuk berjalan, berlari, melompat, meloncat. Keterampilan ini dapat
ditingkatkan melalui berbagai aktivitas, antara lain bermain lempar bola,
lompat tali, berjalan berjinjit, bersenam, ataupun aktivitas lain yang dapat
dikembangkan bersama-sama anak.
Stimulasi yang tepat dapat
meningkatkan kecakapan motorik kasar. Kecakapan motorik kasar yang baik
membantu anak melakukan aktivitas sehari, terutama dalam melakukan eksplorasi
lingkungan dan bersosialisasi.
Anak yang terbiasa melakukan
kegiatan motorik kasar, memiliki stamina dan kesehatan yang baik, serta
memiliki otot-otot tubuh dan tulang yang kuat. Anak yang sehat dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan usianya.
Oleh karena itu, kita sebagai
orangtua hendaknya meluangkan waktu untuk melakukan berbagai aktivitas motorik
kasar dengan anak, minimal 30 menit sehari. Selain meningkatkan kecakapan,
kesehatan dan stamina anak, juga membangun hubungan emosional yang lebih erat
dengan anak.
Jadi, mari kita bermain dengan
anak-anak kita, karena mereka sangat memerlukan, demi kesehatan fisik, psikis
dan sosial mereka.
(Salam,
Widya Ayu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar