Kamis, 17 November 2011


Sepenggal Catatan Perjalanan-1
Perkembangan Motorik Anak

Yogya, Nopember 2011

Saya berkunjung ke lembaga PAUD ketika anak-anak baru saja datang. Wajah-wajah mereka yang cerah penuh kegembiraan memasuki halaman sekolah, bertegur sapa dengan teman-teman dan menyimpan barang bawaan di loker.

Beberapa saat kemudian, waktu memasuki kelas tiba. Anak-anak berbaris dalam lingkaran, bernyanyi, kemudian membentuk barisan kereta api dan masuk ke kelas masing-masing dengan didampingi oleh dua orang guru.

Anak-anak kemudian diajak duduk melingkar dan guru menanyakan kabar masing-masing anak hari itu, sambil mencatat jumlah kehadiran anak. Ternyata, pada hari itu, semua anak di kelompok TK B hadir. Setelah itu, guru mengajak anak-anak berdoa.

Setelah berdoa, anak-anak diajak melakukan kegiatan untuk meningkatkan keterampilan motorik kasar. Kegiatannya adalah bermain lempar bola. Sebelum melakukan bersama anak-anak, dua orang guru memberikan contoh cara melempar dan menangkap bola. Anak-anak bertepuk tangan sambil menyemangati kedua guru mereka yang sedang bermain lempar bola.

Setelah guru selesai memberi contoh, guru melempar bola kepada anak, yang sebelumnya dipanggil namanya agar bersiap-siap. Pada akhirnya, semua anak mendapatkan giliran melempar dan menerima bola. Ternyata, meskipun rata-rata usianya sama, tidak semua anak dapat melempar dan menerima bola dengan baik.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan motorik kasar anak berbeda-beda, sehingga setiap anak memerlukan stimulasi yang berbeda-beda.

Keterampilan  motorik kasar berkaitan dengan kemampuan anak untuk berjalan, berlari, melompat, meloncat. Keterampilan ini dapat ditingkatkan melalui berbagai aktivitas, antara lain bermain lempar bola, lompat tali, berjalan berjinjit, bersenam, ataupun aktivitas lain yang dapat dikembangkan bersama-sama anak.

Stimulasi yang tepat dapat meningkatkan kecakapan motorik kasar. Kecakapan motorik kasar yang baik membantu anak melakukan aktivitas sehari, terutama dalam melakukan eksplorasi lingkungan dan bersosialisasi.

Anak yang terbiasa melakukan kegiatan motorik kasar, memiliki stamina dan kesehatan yang baik, serta memiliki otot-otot tubuh dan tulang yang kuat. Anak yang sehat dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya.

Oleh karena itu, kita sebagai orangtua hendaknya meluangkan waktu untuk melakukan berbagai aktivitas motorik kasar dengan anak, minimal 30 menit sehari. Selain meningkatkan kecakapan, kesehatan dan stamina anak, juga membangun hubungan emosional yang lebih erat dengan anak.

Jadi, mari kita bermain dengan anak-anak kita, karena mereka sangat memerlukan, demi kesehatan fisik, psikis dan sosial mereka.

(Salam, Widya Ayu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar