Selasa, 22 November 2011

MENYELAMATKAN GENERASI SEJAK DINI



Berbagai persoalan yang cukup mendasar tengah melanda negara kita, mulai dari bencana alam yang memang berada di luar jangkauan manusia sampai dengan dekadensi moral yang sebenarnya bisa dicegah. Persoalan ini tengah merambah seluruh pelosok negeri ini, tak terkecuali Kota Surabaya yang merupakan kota metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta. Kita begitu miris setiap kali membaca koran atau mendengar dan melihat berita di media massa. Pabrik ektasi misalnya, ternyata banyak berada di tengah-tengah masyarakat yang  pada awalnya tak pernah kita duga. Generasi kita banyak yang terjebak dalam kehidupan narkoba, tindak kriminal, dan sebagainya. Ini merupakan indikator proses menuju pada kehancuran generasi, yang pada akhirnya akan dapat menghancurkan bangsa ini. 

Fenomena ini membuat kita tak pernah dapat tidur nyenyak setiap hari, terutama apabila mengingat bahwa putra-putri kita sedang berkembang dan berada di tengah-tengah masyarakat yang begitu sarat dengan persoalan. Ancaman kerusakan berada begitu dekat dengan mereka. Berbagai persoalan hidup yang semakin kompleks ini menuntut kemampuan individu untuk menghadapi dan memecahkan persolan ini sehingga dapat tetap bertahan dan berkembang. Maka dari itu, anak-anak kita perlu dibekali dengan kemampuan untuk itu sejak dini.

Mengapa demikian? Ini karena usia dini merupakan periode awal dari perkembangan setiap individu. Masa dini usia merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak. Periode emas ini sekaligus periode kritis bagi anak, karena perkembangan yang didapat pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pada periode berikutnya hingga masa dewasa.

Ahli psikologi perkembangan, Bredekamp, et all (1997:97) mengungkapkan bahwa pemberian pendidikan pada anak usia dini diakui sebagai periode yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia dan periode ini hanya datang sekali dalam kehidupan serta tidak dapat diulang lagi. Bekal yang diberikan pada usia ini meruipakan fondasi bagi kehidupannya kelak.

Salah satu bekal yang dapat kita berikan adalah memberikan pendidikan kecakapan hidup (life skills). Dengan bekal ini anak-anak dipersiapkan untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya yang kelak diharapkan dapat menjadi individu yang sukses, warga masyarakat dan warga negara yang berhasil serta makhluk Tuhan yang memiliki integritas, keimanan dan ketaqwaan.

Apakah sebenarnya kecakapan hidup itu? Kecakapan hidup merupakan sebuah bentuk kecakapan yang dapat menunjang kehidupan seorang manusia agar tetap survive dalam kondisi apapun, bahkan dapat selalu meningkatkan kualitas hidupnya. Kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan yang diperlukan untuk bekerja, akan tetapi lebih dari itu. Dengan demikian, seseorang yang tidak bekerja pun tetap memerlukan kecakapan hidup, bahkan anak-anak yang baru lahir pun memerlukan kecakapan hidup sesuai dengan usianya.

Kecakapan hidup ini merupakan bekal yang sangat penting bagi seseorang untuk menjalani kehidupan, karena merupakan kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi dan memecahkan segala permasalahan kehidupan secara wajar tanpa adanya perasaan tertekan serta selalu aktif, proaktif dan kreatif dalam menjalani aktivitas hidupnya, sehingga setiap saat dan setiap waktu produktivitas seseorang senantiasa dalam kondisi prima.

Kecakapan hidup secara garis besar dapat dipilah menjadi kecakapan hidup generik atau umum (general life skills) dan kecakapan hidup spesifik (specific life skills), yang dapat dirinci sebagai berikut.
1.      Kecakapan hidup generik atau umum
a.       Kecakapan hidup personal untuk mengenal diri dan berpikir rasional
b.      Kecakapan sosial
2.      Kecakapan hidup spesifik  
a.       Kecakapan akademik, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi dan menemukan hubungan antar variabel, merumuskan hipotesis, dan merancang serta melaksanakan penelitian untuk membuktian suatu gagasan, ide atau untuk menjawab rasa ingin tahu
b.      Kecakapan vokasional

Kecakapan hidup yang bersifat umum diperlukan oleh siapa saja, dari segala lapisan usia, baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja. Kecakapan hidup yang bersifat spesifik atau khusus diperlukan untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang bersifat khusus.

Kecakapan untuk mengenal diri merupakan kecakapan hidup untuk mengenal diri sendiri sebagai makhluk Tuhan, termasuk melakukan instropeksi diri dan memahami kekurangan serta kelebihan diri. Termasuk di dalamnya kemampuan untuk mengelola emosi dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kecakapan hidup ini sangat penting artinya untuk mengenali potensi diri guna aktualisasi diri selanjutnya.

Kecakapan berpikir rasional merupakan kecakapan untuk berpikir sebab akibat, baik dalam arti abstrak maupun konkret, termasuk di dalamnya untuk menemukan, menggali dan mengolah data menjadi sebuah informasi yang penting. Kecakapan hidup ini juga merupakan kecakapan untuk menghadapi serta memecahkan masalah dengan tepat tanpa adanya perasaan tertekan.  Kecakapan sosial merupakan kecakapan untuk berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan sosial, termasuk di dalamnya kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, kecakapan ini menuntut adanya pengembangan empati, sikap penuh pengertian, saling membantu dan  saling menghargai. Kecakapan akademik merupakan pengembangan kecakapan berpikir rasional, akan tetapi sudah menjurus pada hal-hal yang bersifat, akademik, ilmiah dan keilmuan. Kecakapan vokasional merupakan kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu di masyarakat.

Anak usia dini perlu dibekali dengan kecakapan hidup sejak sehingga siap dalam memasuki jenjang pendidikan dan tahap kehidupan selanjutnya. (Sby, 23 November 2011. Salam, Widya Ayu)

Contoh sederhana :
Apakah anda terbiasa menempatkan sepatu / sandal setelah dipakai di tempatnya (rak sepatu/sandal)?
Apakah anda terbiasa menaruh handuk pada tempatnya setelah mandi?
Apakah anda selalu terbiasa mendengarkan, atau bahkan terbiasa menyela pembicaraan?
Apakah anda selalu berbagi dalam semua hal?
Apakah anda  berani tampil kedepan dengan mengungkapan ide-ide baru?
Apakah anda selalu berdo’a sebelum/sesudah melakukan aktifitas?
Dan sebagainya..dan sebagainya?
 Coba anda ingat-ingat..kebiasaan mana yang telah anda lakukan sejak masih kecil hingga saat ini?.. itulah kecakapan hidup yang telah tertanam dalam alam bawah sadar  anda sejak  masih kecil.


Senin, 21 November 2011

ORIENTASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PADA ANAK USIA DINI


Pendidikan kecakapan hidup pada anak usia dini paling tidak harus berorientasi pada tiga hal, yaitu :

1.      Pengembangan keterampilan
Pengembangan keterampilan adalah gabungan antara pengetahuan dan keterampilan fakultatif (seperti menggambar, mencoret, mewarna) dengan keterampilan sosial emosional untuk mengaplikasikan keterampilan fakultatif tersebut dalam sebuah perilaku perilaku tertentu.

2.      Penekanan terhadap kompetensi psikososial
WHO menyebutkan bahwa kompetensi psikososial dalam kecakapan hidup mencakup:
a.       Empati – kesadaran diri
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain. Dengan demikian anak mampu merasakan atau peka terhadap perasaan teman, orang tua, guru yang orang lain yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini harus didukung oleh kemampuan untuk mengenal diri sendiri, mengenal kekurangan dan kelebihan diri, sehingga dapat mengenal orang lain dari sudut pandang orang lain.
b.      Komunikasi – hubungan interpersonal
Kemampuan berkomunikasi hendaknya dikembangkan sejak usia dini, karena merupakan proses pengembangan interaksi dengan orang lain sehingga pengembangannya harus dilakukan bersama-sama dengan kemampuan untuk melakukan hubungan interpersonal.
c.       Pengambilan keputusan – pemecahan masalah (problem solving)
Permasalahan yang pasti akan dihadapi oleh anak-anak kita di masa mendatang adalah banyaknya pilihan mengenai berbagai hal, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Maka dari itu anak-anak perlu kita bekali dengan kemampuan untuk mengambil atau menentukan pilihan yang terbaik. Untuk itulah mereka kita bekali dengan kecakapan pengambilan keputusan. Di samping itu, anak-anak juga akan menghadapi banyak permasalahan yang perlu dipecahkan, sehingga bekal kemampuan pemecahan masalah amatlah diperlukan.
d.      Berpikir kreatif – berpikir kritis
Berpikir kreatif sangat diperlukan dalam menghadapi segala situasi dan kondisi, terutama pada saat  menghadapi dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif memberikan bekal kepada anak-anak untuk melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang tanpa merasa takut salah. Ini memberikan bekal bagi anak-anak untuk tetap bertahan. Demikian pula dengan pola pikir kritis. Kemampuan berpikir kritis memberikan bekal kepada anak-anak untuk dapat memilah yang benar dan salah serta yang relevan dan tidak.
e.       Mampu menanggulangi masalah-masalah emosional – mengatasi stres
Seringkali permasalahan bukan hanya berkaitan dengan logika, tetapi juga dengan emosi. Kematangan emosi anak-anak akan sangat membantu mereka dalam menanggulangi stres, sehingga kualitas hidup mereka tidak terganggu tetapi bahkan menjadi lebih baik.

3.      Adanya partisipasi aktif anak
Partisipasi aktif  ini dikembangkan terutama untuk menumbuhkan ketegaran mental emosional yang ditunjukkan dengan rasa percaya diri dan sikap untuk menghargai diri sendiri. Dengan demikian pendidikan kecakapan hidup tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan sikap dan perilaku mereka.

Pendidikan kecakapan hidup dapat diberikan di keluarga ataupun lembaga pendidikan anak usia dini, misalnya di kelompok bermain, taman penitipan anak, taman-kanak-kanak, ataupun lembaga sejenis.
Melalui pendidikan kecakapan hidup pada usia dini diharapkan kelak anak akan lebih siap dalam menghadapi permasalahan di masyarakat, sehingga tidak akan terbawa arus, misalnya terjerat dalam kehidupan narkoba atau kehidupan yang bersifat destruktif lainnya, terutama di kota besar yang penuh dengan kompleksitas masalah ini. Dengan demikian generasi bangsa dan masa depan bangsa ini dapat terselamatkan. ( Sby, 22 November 2011 --Salam, Widya )