Istilah
otak kanan dan otak kiri pertama kali dipopulerkan oleh seorang guru besar dari
Universitas California di era 1950-an, yakni Roger Sperry. Berkat temuan ini,
ia meraih nobel di bidang otak. Roger meminta para pelajar yang menjadi subyek
penelitiannya untuk melakukan beberapa tugas mental, seperti melamun,
menghitung, membaca, menggambar, bercerita, menulis, mewarnai dan mendengarkan
musik. Di sela-sela kesibukan mengamati mereka, Roger mengukur gelombang otak
subyek penelitian (Gunawan, 2003).
Hasil
pengukuran gelombang otak sungguh mengejutkan. Pada umumnya, korteks serebral
membagi tugas otak ke dalam dua kategori utama, yaitu kiri dan kanan. Tugas
otak sebelah kanan (right cerebral
hemisphere) meliputi irama, kesadaran ruang, imajinasi, melamun, warna dan
dimensi. Otak kanan meruapakan bagian otak yang berpikir secara afektif dan
relasional, memiliki karakter kualitatif, impulsif, spiritual, holistik,
emosional, artistik, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan,
intuitif dan mengontrol gerak motorik tubuh sebelah kiri.
Tugas otak
sebelah kiri (left cerebral hemisphere)
mencakup kata-kata, logika, angka, urutan, garis, analisis dan daftar. Bagian
ini memiliki karakteristik khas yang bersifat logis, matematis, analitis,
realistis, vertikal, kuantitatif, intelektual, obyektif dan mengontrol sistem
motorik bagian tubuh kanan.
Meskipun
terdapat perbedaan dalam dominasi kerja, ketika bekerja, seluruh bagian otak
teraktifkan, sehingga manusia sesungguhnya merupakan individu yang “whole
brain” atau menggunakan keseluruhan bagian otaknya. Dengan demikian, kita tidak
dapat mengatakan bahwa ada manusia yang berotak kanan atau berotak kiri, karena
keseluruhan bagian otak teraktifkan ketika terdapat stimulasi.
(salam,
Widya)