Selasa, 12 Juni 2012

MENGIMPLEMENTASIKAN NILAI-NILAI KARAKTER


1.    Keteladanan
Keteladanan merupakan kunci utama dalam pendidikan karakter. Anak usia dini belajar melalui melihat, mendengar dan melakukan. Apa yang didengar dan dilihat oleh anak, itulah yang akan dicontoh untuk dilakukan. Dengan demikian, orang dewasa yang ada di sekitar anak hendaknya menunjukkan karakter mulia yang dapat diteladani oleh anak. Pendidikan karakter tidak dapat dilakukan dengan hanya diceritakan dalam kelas, sementara dalam kehidupan nyata anak melihat dunia yang carut marut, misalnya perilaku tidak disiplin,  verbal orang dewasa yang tidak baik seperti berkata kasar, tidak jujur. Hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa merupakan bentuk pembelajaran yang sangat efektif bagi anak usia dini.

2.    Pembiasaan
Pada usia dini,  anak memilki kapasitas belajar yang besar untuk belajar selain itu anak merupakan sebagai sosok yang mampu memecahkan  masalah sendiri secara aktif (active problem solver), serta memiliki cara sendiri untuk memahami dunia (Bruner.J, dalam Palmer, J.A., 2001). Melalui kapasitas belajarnya anak membangun pondasi dan ikatan intelektual yang kuat sebagai dasar pemahamannya tentang nilai-nilai kehidupan.
Dengan demikian, pembiasaan yang diberikan sejak usia  dini melalui aktivitas keseharian dalam keluarga dan lingkungan menjadi akar yang kokoh untuk bertumbuh dan berkembangnya nilai-nilai kehidupan dalam konteks etika, moral dan sosial-emosional. Begitu pula ketika anak mulai menginjak pendidikan pra sekolah, diharapkan mereka dapat belajar dan menguasai berbagai keterampilan dasar dalam membangun sikap, perilaku dan hubungan antar sesama. Aktivitas apapun yang dilakukan anak dapat dimuati oleh nilai-nilai yang tertanam secara menyenangkan, menghibur dan memberikan kebebasan anak untuk menjelahi relung-relung dimensi kehidupan. Penanaman nilai–nilai kehidupan dapat dilakukan dengan mudah, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan seperangkat potensi untuk tumbuh menjadi baik dan survive/mampu bertahan dalam kehidupan.

3.    Pola asuh yang tepat
Pengasuhan yang tepat sesuai karakteristik, kebutuhan dan potensi  anak secara tidak langsung akan membangun karakter-karakter positif. Sebaliknya pengasuhan yang salah akan memunculkan serangkaian sikap dan perilaku  yang mereduksi nilai-nilai kebaikan dan menggerus optimalisasi tumbuh kembang kehakikian karakter-karakter positif  manusia.

(salam, Widya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar