1.
Keteladanan
Keteladanan
merupakan kunci utama dalam pendidikan karakter. Anak usia dini belajar melalui
melihat, mendengar dan melakukan. Apa yang didengar dan dilihat oleh anak,
itulah yang akan dicontoh untuk dilakukan. Dengan demikian, orang dewasa yang
ada di sekitar anak hendaknya menunjukkan karakter mulia yang dapat diteladani
oleh anak. Pendidikan karakter tidak dapat dilakukan dengan hanya diceritakan
dalam kelas, sementara dalam kehidupan nyata anak melihat dunia yang carut
marut, misalnya perilaku tidak disiplin,
verbal orang dewasa yang tidak baik seperti berkata kasar, tidak jujur.
Hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa merupakan bentuk pembelajaran yang
sangat efektif bagi anak usia dini.
2.
Pembiasaan
Pada usia dini, anak memilki kapasitas belajar yang besar
untuk belajar selain itu anak merupakan sebagai sosok yang mampu
memecahkan masalah sendiri secara aktif
(active problem solver), serta
memiliki cara sendiri untuk memahami dunia (Bruner.J, dalam Palmer, J.A.,
2001). Melalui kapasitas belajarnya anak membangun pondasi dan ikatan
intelektual yang kuat sebagai dasar pemahamannya tentang nilai-nilai kehidupan.
Dengan demikian, pembiasaan yang diberikan
sejak usia dini melalui aktivitas
keseharian dalam keluarga dan lingkungan menjadi akar yang kokoh untuk
bertumbuh dan berkembangnya nilai-nilai kehidupan dalam konteks etika, moral
dan sosial-emosional. Begitu pula ketika anak mulai menginjak pendidikan pra
sekolah, diharapkan mereka dapat belajar dan menguasai berbagai keterampilan
dasar dalam membangun sikap, perilaku dan hubungan antar sesama. Aktivitas
apapun yang dilakukan anak dapat dimuati oleh nilai-nilai yang tertanam secara
menyenangkan, menghibur dan memberikan kebebasan anak untuk menjelahi
relung-relung dimensi kehidupan. Penanaman nilai–nilai kehidupan dapat
dilakukan dengan mudah, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan
seperangkat potensi untuk tumbuh menjadi baik dan survive/mampu bertahan dalam kehidupan.
3.
Pola
asuh yang tepat
Pengasuhan yang tepat sesuai
karakteristik, kebutuhan dan potensi
anak secara tidak langsung akan membangun karakter-karakter positif.
Sebaliknya pengasuhan yang salah akan memunculkan serangkaian sikap dan
perilaku yang mereduksi nilai-nilai
kebaikan dan menggerus optimalisasi tumbuh kembang kehakikian karakter-karakter
positif manusia.
(salam, Widya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar