Senin, 11 Juni 2012

BELAJAR, BELAJAR, BELAJAR


Rasa ingin tahu akan membuat kita belajar. Belajar untuk mencari tahu, memahami dan mendapatkan lebih banyak pengalaman dan keterampilan. Semakin banyak kita belajar, maka semakin banyak yang TIDAK KITA KETAHUI. Pada saat itulah sesungguhnya kita benar-benar memahami tentang diri kita.

Tidak ada individu yang mengetahui segala hal, seberapa pun tinggi pendidikan yang telah dicapai, seberapa pun banyak pengalaman yang telah didapatkan. Ilmu Allah Maha Luas, sehingga tidak akan pernah mampu dikuasai oleh manusia, meski sepanjang kehidupannya dia terus berusaha.

Oleh karena itulah, kita diwajibkan untuk belajar, belajar dan belajar, tiada henti.Proses belajar inilah yang akan menjadikan individu lebih matang, dewasa dan memiliki integritas ketika menjalankan perannya, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.

Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Kita dapat belajar melalui membaca tiada lelah, berdiskusi secara positif, mengamati berbagai fenomena, mendengarkan orang lain dengan seksama, ataupun dengan cara-cara yang lain. Yang penting adalah, ketika kita belajar maka pikiran positif dan terbukalah yang perlu dimiliki.

Ketika kita berikiran positif, kita akan mampu menerima, memproses dan menggunakan kembali informasi dengan sangat baik. Di samping itu, pikiran positif mampu membangkitkan energi positif yang dapat menciptakan  suasana kondusif untuk belajar, tidak hanya untuk diri pribadi, tetapi juga untuk orang lain. Pikiran positif dapat menjadi “penyakit menular” yang akan menjalar pada orang lain di sekeliling kita, demikian pula sebaliknya.

Pikiran yang terbuka akan membuat kita memiliki wawasan yang luas dan sudut pandang yang berbeda-beda dalam menghadapi berbagi hal atau situasi. Pikiran terbuka juga mampu membangkitkan endorfin yang dapat menyebar pada orang-orang yang berada di sekeliling kita. Pikiran yang terbuka akan melahirkan ide-ide kreatif yang berguna bagi orang lain dan diri sendiri.

Jadi, pikiran positif dan terbuka merupakan prasyarat untuk belajar, dan belajar terjadi di sepanjang kehidupan kita. Ketika kita telah belajar, belajar dan belajar, barulah tiba saatnya kita melakukan “transfer of knowlegde”. “Transfer of knowledge” kepada orang lain memerlukan bekal yang cukup, agar apa yang kita transfer atau sampaikan adalah hal yang benar adanya. Pepatah mengatakan bahwa bila kita mengetahui sesuatu dengan baik dan benar, maka sampaikanlah, tetapi bila kita tidak mengetahui atau menguasainya, maka sebaiknyalah kita diam, agar kita tidak menyampaikan hal yang keliru, karena kekeliruan tersebut akan menimbulkan kekeliruan lainnya yang lebih besar lagi. Kekeliruan ini akan menjadi tanggung jawab moral kita hingga kita dapat memperbaikinya.

Pertanyaannya adalah “Sanggupkah kita untuk selalu belajar, belajar dan belajar, sementara mungkin kita sudah menganggap bahwa apa yang kita miliki sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup?”
(Salam, Widya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar