Kamis, 01 Maret 2012

SATU JAM SAJA....


Sebagai orangtua, sudah barang tentu kita mengharapkan anak yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia, tangguh serta siap menapaki kehidupan masa depan. Inilah impian kita bersama, impian orangtua, masyarakat dan bangsa ini.

Namun demikian, sebagai orangtua  - tempat pertama dan utama bagi anak untuk belajar dan bertumbuh – kita sering melalaikan tanggung jawab kita atas pendidikan anak. Kita menyerahkan begitu saja pada lembaga pendidikan, seperti sekolah, kursus atau lembaga-lembaga lainnya.  Kita menuntut lembaga tersebut untuk membuat anak-anak kita pandai, cerdas, dan mulia.

Contoh sederhana yang sering kita lalaikan adalah menemani anak bermain dan belajar. Kita mengabaikan kebutuhan mereka untuk dekat dengan kita, karena berbagai alasan, seperti kesibukan kita dalam pekerjaan kantor, pekerjaan rumah tangga, atau urusan-urusan lainnya.

Kita sulit sekali  meluangkan waktu untuk anak kita, meski hanya SATU JAM SAJA. Satu jam yang sangat bermakna bagi anak-anak, sementara kita punya banyak waktu untuk “ngerumpi”, “kongkow-kongkow”, atau melakukan aktivitas lain bersama orang lain. Sungguh sangat ironis.

Kita menghadirkan anak-anak di dunia ini untuk kita sayangi, kita perhatikan, kita penuhi dan lindungi hak-haknya, tapi ternyata kita  banyak mengabaikan. Kedekatan bersama anak dibangun sejak dini, bukan dirajut ketika mereka dewasa. Ketika kedekatan ini tidak terbangun, maka akan muncul sekat-sekat dalam hubungan kita bersama anak-anak kelak ketika mereka dewasa.

Anak-anak tidak akan terus menjadi anak-anak. Mereka akan tumbuh dewasa, memiliki sayap-sayapnya sendiri untuk terbang menjauh dari kita. Bila kita tidak memiliki ikatan yang kuat, mereka akan terbang tinggi, jauh meninggalkan kita, sehingga kita akan menjadi orangtua yang kesepian di hari tua.

Anak-anak akan berkata (dalam hati, mungkin) : AYAH BUNDA TINGGALKAN AKU, KETIKA AKU MEMBUTUHKAN, MAKA ITULAH YANG TELAH AYAH BUNDA AJARKAN PADAKU. AKUPUN AKAN PERGI KETIKA AYAH BUNDA MEMERLUKANKU.

Tentu kita semua sebagai orangtua tidak mengharapkan hal yang demikian terjadi. Maka dari itu, inilah saatnya kita merengkuh mereka, memeluknya dalam kehangatan cinta kita, menyatakan bahwa kita mencintai dan menghargainya dalam setiap detik kehidupannya.

Jadi, luangkanlah waktu untuk anak-anak kita, mata air kehidupan. Satu jam saja dari dua puluh empat jam yang kita miliki dalam sehari, tentu bukan waktu yang lama (Hanya 4,167% dari waktu kita dalam sehari).
Satu jam saja untuk menemaninya bermain dan belajar, mendengarkan jiwa dan raganya yang sedang tumbuh dan berkembang. MARI KITA MULAI DARI DETIK INI..........
(Salam, Widya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar