Pengalaman awal seorang anak
dimulai dengan bahasa dan stimulasi terhadap anak sangat erat dengan “kesadaran
bahasa”, yaitu melalui interaksi verbal yang responsif, buku, cerita, lagu, dan
permainan, yang ini mempengaruhi kemampuan anak dalam membaca dan menulis
(Arnqist, 2000). Anak-anak “mempelajari bahasa melalui aktivitas sehari-hari”
(Novick, 1999/2000, p.70).
Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek
dari tahapan perkembangan anak yang penting dan pemerolehan bahasa pada anak merupakan
prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan. Oleh sebab itulah hal ini mendapat
perhatian besar dari para ahli. Pemerolehan bahasa telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat
itu kita telah mempelajari banyak hal mengenai cara atau proses ketika anak berbicara, mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit
hal yang kita ketahui mengenai proses aktual perkembangan bahasa.
Bahasa merupakan alat untuk berpikir, mengekspresikan diri, dan melakukan
komunikasi sosial. Bahasa memberikan kekuatan kepada anak untuk membangun
hubungan, menyelesaikan masalah dan mengekspresikan perasaan (Novick,
1999/2000). Bahasa digunakan anak dalam
berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk
bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara
yang mengacu pada simbol verbal.
Penguasaan bahasa yang baik sangat penting bagi perkembangan anak,
karena untuk mengembangkan kemampuan dalam pengorganisasian, klasifikasi,
kategorisasi dan memahami konsep, anak harus
memiliki kosakata yang luas dan cukup, sehingga dapat mengekspresikan
ide, pengetahuan dan pengalamannya dengan baik.
Penguasaan bahasa merupakan aspek yang sangat penting bagi anak untuk
memulai pendidikan dasar (Eliason, 2008), sehingga harus diperhatikan secara
serius sejak usia dini. Untuk mencapai optimalisasi perkembangan bahasa,
hendaknya anak berada dalam lingkungan yang kaya bahasa dan keleluasaan untuk
menyampaikan pendapat, ide, pengalaman, maupun ekspresi perasaan.
Di samping pengembangan bahasa, aspek lainnya adalah pengembangan
kemampuan berpikir matematis. Kemampuan ini merupakan salah satu aspek penting
dalam proses penyiapan anak usia dini dalam rangka memasuki jenjang pendidikan
dasar. Oleh karena itu, perlu pembelajaran matematika yang berkualitas, yang sesungguhnya
identik dengan tantangan dan kesenangan, bukan tekanan, dan hal ini lebih luas serta
lebih mendalam dibanding sekedar penghitungan dan penambahan (Clements, 2001,
p.270). Pembelajaran matematika
hendaknya merupakan proses yang menyenangkan bagi anak, sehingga memacu anak
untuk dapat mengimplementasikannya dalam aspek-aspek lainnya.
Perkembangan dan pembelajaran matematika hendaknya dapat dilihat sebagaimana
perkembangan keaksaraan, karena konsep matematika dikembangkan melalui latihan
dan stimulasi yang tepat (Geist, 2001). Mengembangkan pemahaman mengenai
matematika dapat dicapai dengan baik ketika anak dilatih untuk mengemukakan
alasan, memecahkan masalah dan mengkomunikasikan ide-idenya kepada orang lain
(Wood, 2001).
Di samping pengembangan bahasa dan matematika sebagaimana diuraikan di
atas, aspek lainnya yang tidak kalah penting adalah sains. Hal ini terutama
disebabkan oleh rasa ingin tahu pada anak yang sangat tinggi dan alami,
sehingga pembelajaran sains sebaiknya dilakukan pada anak sejak dini (Buchanan
dan Rios, 2004). Anak penuh dengan ketakjuban serta keinginan untuk mengeksplorasi
dan mempelajari lingkungan di sekelilingnya.
Setiap anak pada hampir setiap lingkungan melakukan kegiatan sains pada sebagian besar
waktunya, membangun pengalaman mengenai lingkungan sekitar dan mengembangkan
teori tentang cara kerja, peristiwa dan proses yang ada di sekitar anak
(Conezio dan French, 2002, p.12). Dengan dukungan dan bantuan dari pendidik,
keingintahuan alami anak dapat diarahkan pada aktivitas penemuan dan eksplorasi
(Conezio dan French, 2002). Ketika melakukan eksplorasi, anak mendapatkan
pengetahuan, pemahaman dan pengalaman baru, yang sangat berguna dalam memahami
lingkungan sekitar serta mengembangkan kepekaan dan kepedulian anak.
Pengembangan bahasa, matematika dan sains diintegrasikan dalam kegiatan
anak sehari-hari. Dengan demikian, anak dapat melakukan eksplorasi, menentukan
aktivitas, dan mengembangkan potensinya. (Salam, Widya)
sayangnya sumber rujukan akurat (dapus) tidak disertakan.. :(
BalasHapus