Karakter anak usia dini sangat dipengaruhi oleh
lingkungan tempat anak hidup, tumbuh dan berkembang. Hal ini sejalan dengan
teori ekologi menekankan pengaruh lingkungan dan merupakan pandangan
sosiokultural mengenai perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan,
mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen sosial yang berkembang baik
hingga agen kebudayaan yang bersifat luas. Kelima sistem tersebut meliputi mikrosistem, mesosistem, ekosistem,
makrosistem dan kronosistem, yang secara singkat diuraikan berikut ini
(Santrock, 1995).
Mikrosistem merupakan setting tempat individu hidup. Konteks ini meliputi lingkungan terdekat anak, tempat anak hidup,
antara lain keluarga, sekolah, teman sebaya, guru dan lain-lain yang
sehari-hari ditemui anak. Mikrosistem memiliki pengaruh langsung dan sangat
besar dalam perkembangan anak. Hubungan yang terjadi dalam mikrosistem bersifat
timbal balik atau dua arah. Orang dewasa mempengaruhi perilaku anak, tetapi
anak secara biologis dan sosial mempengaruhi karakteristik perilaku orang
dewasa (Collins et al., 2000; Crockenberg & Leerkes, 2003). Dengan
demikian, anak tidak dipandang sebagai penerima pengalaman yang pasif dalam setting ini, tetapi seseorang yang turut
menolong membangun setting (Santrock,
1995).
Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro yang meliputi
hubungan antara beberapa mikrosistem atau beberapa konteks seperti hubungan
antara orangtua dan guru, orangtua dan teman, antar teman, dapat juga hubungan
antara pengalaman sekolah dengan pengalaman keluarga, pengalaman sekolah dengan
pengalaman keagamaan dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya.
Sebagai contoh, anak dengan orangtua otoriter dapat mengalami kesulitan dalam mengembangkan hubungan sosial, anak dengan
orang tua yang menolak kehadiran mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan
hubungan positif dengan guru (Santrock, 1995; Berk, 2006).
Ekosistem dalam teori
Bronfenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting sosial lain – yaitu individu
tidak memiliki peran yang aktif – mempengaruhi hal-hal yang dialami individu
dalam konteks yang dekat. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi
hubungan antara ibu, ayah dan anak. Dengan demikian, eksosistem tidak langsung
menyentuh pribadi anak akan tetapi masih besar pengaruhnya. Sebagai contoh,
pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan antara seorang perempuan dengan
suami dan anaknya (Santrock, 1995).
Makrosistem meliputi kebudayaan tempat individu hidup. Kebudayaan mengacu pada
pola perilaku,
keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang diteruskan dari
generasi ke generasi. Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah,
tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dan lain-lain.
Kronosistem
meliputi pembentukan pola atas sejumlah peristiwa
sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. Sebagai contoh, dalam
mempelajari dampak perceraian terhadap anak, para peneliti menemukan bahwa
dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah perceraian.
Interaksi anak dengan
kelima sistem lingkungan digambarkan sebagai berikut.
(Salam, Widya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar