Senin, 21 November 2011

ORIENTASI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PADA ANAK USIA DINI


Pendidikan kecakapan hidup pada anak usia dini paling tidak harus berorientasi pada tiga hal, yaitu :

1.      Pengembangan keterampilan
Pengembangan keterampilan adalah gabungan antara pengetahuan dan keterampilan fakultatif (seperti menggambar, mencoret, mewarna) dengan keterampilan sosial emosional untuk mengaplikasikan keterampilan fakultatif tersebut dalam sebuah perilaku perilaku tertentu.

2.      Penekanan terhadap kompetensi psikososial
WHO menyebutkan bahwa kompetensi psikososial dalam kecakapan hidup mencakup:
a.       Empati – kesadaran diri
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan sesuatu yang dirasakan oleh orang lain. Dengan demikian anak mampu merasakan atau peka terhadap perasaan teman, orang tua, guru yang orang lain yang ada di sekitarnya. Kemampuan ini harus didukung oleh kemampuan untuk mengenal diri sendiri, mengenal kekurangan dan kelebihan diri, sehingga dapat mengenal orang lain dari sudut pandang orang lain.
b.      Komunikasi – hubungan interpersonal
Kemampuan berkomunikasi hendaknya dikembangkan sejak usia dini, karena merupakan proses pengembangan interaksi dengan orang lain sehingga pengembangannya harus dilakukan bersama-sama dengan kemampuan untuk melakukan hubungan interpersonal.
c.       Pengambilan keputusan – pemecahan masalah (problem solving)
Permasalahan yang pasti akan dihadapi oleh anak-anak kita di masa mendatang adalah banyaknya pilihan mengenai berbagai hal, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Maka dari itu anak-anak perlu kita bekali dengan kemampuan untuk mengambil atau menentukan pilihan yang terbaik. Untuk itulah mereka kita bekali dengan kecakapan pengambilan keputusan. Di samping itu, anak-anak juga akan menghadapi banyak permasalahan yang perlu dipecahkan, sehingga bekal kemampuan pemecahan masalah amatlah diperlukan.
d.      Berpikir kreatif – berpikir kritis
Berpikir kreatif sangat diperlukan dalam menghadapi segala situasi dan kondisi, terutama pada saat  menghadapi dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif memberikan bekal kepada anak-anak untuk melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang tanpa merasa takut salah. Ini memberikan bekal bagi anak-anak untuk tetap bertahan. Demikian pula dengan pola pikir kritis. Kemampuan berpikir kritis memberikan bekal kepada anak-anak untuk dapat memilah yang benar dan salah serta yang relevan dan tidak.
e.       Mampu menanggulangi masalah-masalah emosional – mengatasi stres
Seringkali permasalahan bukan hanya berkaitan dengan logika, tetapi juga dengan emosi. Kematangan emosi anak-anak akan sangat membantu mereka dalam menanggulangi stres, sehingga kualitas hidup mereka tidak terganggu tetapi bahkan menjadi lebih baik.

3.      Adanya partisipasi aktif anak
Partisipasi aktif  ini dikembangkan terutama untuk menumbuhkan ketegaran mental emosional yang ditunjukkan dengan rasa percaya diri dan sikap untuk menghargai diri sendiri. Dengan demikian pendidikan kecakapan hidup tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan sikap dan perilaku mereka.

Pendidikan kecakapan hidup dapat diberikan di keluarga ataupun lembaga pendidikan anak usia dini, misalnya di kelompok bermain, taman penitipan anak, taman-kanak-kanak, ataupun lembaga sejenis.
Melalui pendidikan kecakapan hidup pada usia dini diharapkan kelak anak akan lebih siap dalam menghadapi permasalahan di masyarakat, sehingga tidak akan terbawa arus, misalnya terjerat dalam kehidupan narkoba atau kehidupan yang bersifat destruktif lainnya, terutama di kota besar yang penuh dengan kompleksitas masalah ini. Dengan demikian generasi bangsa dan masa depan bangsa ini dapat terselamatkan. ( Sby, 22 November 2011 --Salam, Widya )

1 komentar: