Pendidikan kecakapan
hidup pada anak usia dini paling tidak harus berorientasi pada tiga hal, yaitu
:
1.
Pengembangan
keterampilan
Pengembangan keterampilan adalah gabungan antara
pengetahuan dan keterampilan fakultatif (seperti menggambar, mencoret, mewarna)
dengan keterampilan sosial emosional untuk mengaplikasikan keterampilan
fakultatif tersebut dalam sebuah perilaku perilaku tertentu.
2.
Penekanan terhadap
kompetensi psikososial
WHO menyebutkan bahwa kompetensi psikososial dalam
kecakapan hidup mencakup:
a.
Empati – kesadaran
diri
Empati merupakan kemampuan untuk merasakan sesuatu
yang dirasakan oleh orang lain. Dengan demikian anak mampu merasakan atau peka
terhadap perasaan teman, orang tua, guru yang orang lain yang ada di
sekitarnya. Kemampuan ini harus didukung oleh kemampuan untuk mengenal diri
sendiri, mengenal kekurangan dan kelebihan diri, sehingga dapat mengenal orang
lain dari sudut pandang orang lain.
b.
Komunikasi – hubungan
interpersonal
Kemampuan berkomunikasi hendaknya dikembangkan
sejak usia dini, karena merupakan proses pengembangan interaksi dengan orang lain
sehingga pengembangannya harus dilakukan bersama-sama dengan kemampuan untuk
melakukan hubungan interpersonal.
c.
Pengambilan keputusan
– pemecahan masalah (problem solving)
Permasalahan yang pasti akan dihadapi oleh
anak-anak kita di masa mendatang adalah banyaknya pilihan mengenai berbagai
hal, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Maka dari
itu anak-anak perlu kita bekali dengan kemampuan untuk mengambil atau
menentukan pilihan yang terbaik. Untuk itulah mereka kita bekali dengan
kecakapan pengambilan keputusan. Di samping itu, anak-anak juga akan menghadapi
banyak permasalahan yang perlu dipecahkan, sehingga bekal kemampuan pemecahan
masalah amatlah diperlukan.
d.
Berpikir kreatif –
berpikir kritis
Berpikir kreatif sangat diperlukan dalam menghadapi
segala situasi dan kondisi, terutama pada saat
menghadapi dan memecahkan masalah. Berpikir kreatif memberikan bekal kepada
anak-anak untuk melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang tanpa merasa
takut salah. Ini memberikan bekal bagi anak-anak untuk tetap bertahan. Demikian
pula dengan pola pikir kritis. Kemampuan berpikir kritis memberikan bekal
kepada anak-anak untuk dapat memilah yang benar dan salah serta yang relevan
dan tidak.
e.
Mampu menanggulangi
masalah-masalah emosional – mengatasi stres
Seringkali permasalahan bukan hanya berkaitan
dengan logika, tetapi juga dengan emosi. Kematangan emosi anak-anak akan sangat
membantu mereka dalam menanggulangi stres, sehingga kualitas hidup mereka tidak
terganggu tetapi bahkan menjadi lebih baik.
3.
Adanya partisipasi
aktif anak
Partisipasi aktif
ini dikembangkan terutama untuk menumbuhkan ketegaran mental emosional
yang ditunjukkan dengan rasa percaya diri dan sikap untuk menghargai diri
sendiri. Dengan demikian pendidikan kecakapan hidup tidak hanya mengembangkan
kemampuan kognitif, tetapi juga mengembangkan sikap dan perilaku mereka.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diberikan di
keluarga ataupun lembaga pendidikan anak usia dini, misalnya di kelompok
bermain, taman penitipan anak, taman-kanak-kanak, ataupun lembaga sejenis.
Melalui pendidikan kecakapan hidup pada usia dini
diharapkan kelak anak akan lebih siap dalam menghadapi permasalahan di
masyarakat, sehingga tidak akan terbawa arus, misalnya terjerat dalam kehidupan
narkoba atau kehidupan yang bersifat destruktif lainnya, terutama di kota
besar yang penuh dengan kompleksitas masalah ini. Dengan demikian generasi bangsa
dan masa depan bangsa ini dapat terselamatkan. ( Sby, 22 November 2011 --Salam, Widya )
makasiiiihhhh makalahnya sangat membantu kami
BalasHapus